Iedul Qurban kali ini benar-benar membawa cerita tersendiri. Rencananya karena aku mendapat rezki aku ingin berkurban untuk Bapak, semoga Bapak sehat. Tapi nyatanya ketika diumumkan malah kurban itu atas namanku. Wah Bapak pasti marah nih.
Karena banyak mendapat daging kurban, maka Mama berinisiatif meminta iga sapi untuk disop. Kebetulan Mama punya panci Presto yang memasak lebih cepat. Aku tak tahu mengoperasikan panci tersebut, sehingga ada insiden dibalik Panci Presto tersebut.
Iga yang direbus dipresto agak banyak untuk ukuran presto. setelah beberapa lama direbus, Mama merasa iga tersebut kelebihan air. Akhirnya aku berinisiatif membuka presto tersebut,karena susah aku minta bantuan adikku Budi. Ternyata Presto tersebut "mleduk" dan berhamburan iga dan air panas yang lumayan 200 derajat menimpa muka, tangan aku serta adikku Budi. Panasnya membuat kami berdua mencoba menyelamatkan diri dengan menyiram tubuh menggunkan air.
Aku meminta anakku Natasha membeli Bioplacenton, dengan mejamkan mata aku merasakan aliran panas menjalari muka dan tanganku.
Pasrah dan berbaring di kamar orangtuaku, itu yang bisa aku lakukan. Berharap semoga wajahku tak begitu parah. Cerita yang mengajarkan padaku untuk bersabar dan selalu belajar. Ternyata produk canggih pun harus selalu dipelajari.
Kini dengan perawatan dan pengobatan wajah dan lenganku sudah membaik. Wajah tidak banyak berubah masih Seni yang dulu, malah kata teman-temanku semakin 'Cantik' . hahahahaha kalo ini mah Vietman bangets yah.
No comments:
Post a Comment